Skip to content

Studium Generale “Strategi Implementasi Pendidikan Berbasis Nilai-Nilai Karakter Bangsa”

  • by

Ponorogo, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo pada Hari Selasa, 27 Maret 2018 Pukul 08.30 – 12.00 WIB menyelenggarakan Studium Generale (kuliah umum) dengan tema “Strategi Implementasi Pendidikan Berbasis Nilai-Nilai Karakter Bangsa”. Penyelenggaraan studium generale ini secara umum bertujuan untuk para mahasiswa FATIK yang memang sebagai calon tenaga pendidikan agar dapat mengimplementasikan nilai-nilai karakter bangsa kepada peserta didik kedepannya. Kuliah umum diawali dengan sambutan oleh Dekan FATIK yaitu Dr. Ahmadi, M.Ag, beliau menyampaikan bahwa mahasiswa FATIK harus memiliki karakter yang kuat dan memiliki kewaspadaan terhadap  berbagai aliran yang sangat meresahkan bangsa ini.

Selanjutnya, studium generale dimoderatori oleh Dr. Miftakul Ulum, M.Ag selaku Wakil Dekan 1 FATIK. Beliau membuka studium generale dengan menyampaikan perbandingan kehidupan masyarakat di negara Indonesia dengan negara Barat. Beliau mengutarakan bahwasanya nilai-nilai kesabaran dan toleransi masih belum tampak di Indonesia. Dari pengantar tersebut, studium generale disambung dengan penyampaian materi inti. Studium Generale disampaikan oleh 2 narasumber, yaitu Prof. Dr. H. Ali Mudlofir M.Ag dan Dr. Ahmadi, M.Ag.

Sedikit mengulas profil dari Prof. Dr. H. Ali Mudlofir M.Ag, beliau lahir di Ponorogo, 16 November 1963. Beliau merupakan Guru Besar FTK UIN Sunan Ampel Surabaya, Dosen tetap dan merangkap juga sebagai Dekan FTK UINSA Surabaya. Dari pemaparan materi oleh beliau, disampaikan bahwa pendidikan karakter di Indonesia masih sangat meresahkan, banyak di antara mereka (siswa) yang nekat melakukan hal brutal seperti tawuran antar pelajar, bahkan sampai ada yang tega membunuh gurunya sendiri. Mirisnya lagi, hal tersebut dilakukan oleh siswa yang duduk di bangku sekolahan dengan adanya bimbingan pendidikan moral, akhlak, dan etika di dalamnya. Sungguh sangat disayangkan bagaimana jika mereka tidak mengetahui itu semua. Sementara itu, seharusnya bentuk karakter  menghasilkan 6 pilar karakter anak muda yang bisa menjadi indikator baik buruknya negara/bangsa, yakni dapat dipercaya (trustworthiness), Menghargai orang lain  (respect), Bertanggung Jawab (responsibility), Bersikap Adil (fairness), Peduli (caring), dan menjadi warga negara yang taat (citizenship).

Menurut beliau, karakter dapat dibangun sejak dini kepada peserta didik mulai dari seeing (melihat). Jadi seorang guru dilingkungan sekolah, harus memberikan contoh-contoh karakter yang baik kepada siswa, sehingga secara langsung maupun tidak langsung contoh karakter baik tersebut dapat dilihat oleh siswa. Kemudian setelah melihat contoh karakter tersebut, siswa akan knowing (mengetahui) karakter tersebut dengan cara bertanya kepada orang lain atau membaca literasi / tulisan dari buku mengenai karakter. Kemudian tahap selanjutnya adalah doing (melakukan), setelah siswa diberi contoh karakter yang baik kemudian mengetahuinya, maka siswa akan terdorong untuk melakukannya juga. Dari melakukan tersebut, kelakuan baik tersebut akan menjadi habituing (kebiasaan), sehingga jadilah karakter baik dari siswa atau behaving.

Prof. Dr. H. Ali Mudlofir M.Ag menambahkan 18 Inti Karakter Anak Didik Menurut Depdiknas, yaitu Religius, Jujur, Toleran, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa ingin tahu, Semangat kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat/komunikatif, Cinta damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli sosial, dan Tanggung jawab.

Penyampaian materi dari  Prof. Dr. H. Ali Mudlofir M.Ag kemudian disambung oleh Dr. Ahmadi, M.Ag. Dari penyampaian Bapak Ahmadi, beliau lebih menekankan dengan pengembangan Visi dan Strategi FATIK IAIN Ponorogo. Beliau mengibaratkan FATIK adalah sebuah pesawat terbang dengan beliau adalah pilotnya. Tentunya pilot tidak akan bisa sendirian mengelola pesawatnya hingga menuju tujuan yang hendak dicapai. Melainkan pilot juga butuh co-pilot, pramugari, bahkan para penumpang. Dari perumpamaan tersebut, beliau mengajak kepada para dosen, staff, pegawai, bahkan mahasiswa untuk senantiasa bekerja sama untuk mewujudkan Visi dari FATIK yaitu menjadi Pusat Pendidikan dan Pengembangan Tenaga Edukatif Yang Profesional, Kompetitif, Memiliki Integritas Moral dan Spiritual Serta Berkepribadian Yang Utuh.

Kepribadian utuh FATIK harus dibekali dengan karakter Rukun Iman, NKRI Harga Mati, UUD 1945, Komitmen Syari’at, Rukun Islam, Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, dan Iman Islam Ihsan (Tasawuf). Dan juga Tenaga pendidik kepribadian utuh FATIK harus dibekali dengan ilmu yang amaliyah, amal yang ilmiah yang dilakukan dengan iman, ikhlas dan akhlaqul karimah sesuai dengan nilai karakter bangsa Indonesia.

Sebagai penutup, moderator menyampaikan tugas guru yang sebenarnya adalah bukan hanya mengajarkan materi di kelas saja, melainkan guru harus mampu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan yang terakhir adalah mengevaluasi.

P1200264