Skip to content

Kembangkan Daya Nalar Kritis Melalui Literasi, Dema FATIK IAIN Ponorogo Adakan Diskusi Pendidikan Mahasiswa

  • by

Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FATIK) menyelenggarakan diskusi dengan branding DPM (Diskusi Pendidikan Mahasiswa) yang diselenggarakan oleh pada Jum’at, 30 Juli 2021 bertempat di Gedung Indrakila Lantai 3 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo. Acara yang dikhususkan bagi mahasiswa FATIK ini dikemas secara offline dengan mematuhi protokol kesehatan.

Sambutan yang pertama disampaikan oleh Andhika Nur Akbar Pratama selaku Ketua Dema Fatik IAIN Ponorogo tahun 2021. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa acara ini merupakan acara diskusi yang pertama, dan akan berlanjut dengan rencana pelaksanaan adalah satu kali dalam sebulan. Adapun tujuan dari diselenggarakannya acara ini adalah untuk mengembangkan kualitas dan kemampuan mahasiswa dalam bidang intelektual dan nalar kritis terkait Pendidikan di Indonesia melalui budaya literasi.

Sambutan kedua disampaikan oleh Ibu Dr. Retno Widyaningrum,M.Pd selaku Wakil Dekan 3 FATIK sekaligus membuka acara. Beliau menyampaikan bahwa acara ini memang penting, dikarenakan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berbagai hal, seperti berdiskusi, berargumen, beranalisis hingga dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Beliau juga berpesan agar organisasi mahasiswa FATIK, khususnya Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) juga mengadakan acara diskusi atau kajian yang sesuai dengan jurusan masing-masing.

Diskusi Pendidikan Mahasiswa seri 1 yang bertemakan “Inkorporasi Filsafat Pendidikan Kritis dalam Kurikulum Pendidikan Islam” menghadirkan Ahmad Sulthon, M.Pd.I yang juga merupakan dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan sebagai pemateri. Dipandu oleh Siti Nurjanah yang juga merupakan anggota Dema FATIK sebagai moderator, pemateri menyampaikan materinya dalam 3 poin, yaitu filsafat pendidikan barat pada abad 19 dengan tokoh Paulo Freire dan Ivan Illich, Relevansi Filsafat Pendidikan Barat dengan Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara serta Keselarasan Filsafat Pendidikan Barat dan Timur yang menjadi Kurikulum Pendidikan indonesia.

(Humas FATIK)