Skip to content

FTIK IAIN Ponorogo Gelar International Guest Lecture

 

Selasa, 6 Februari 2024 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Ponorogo kembali adakan acara Guest Lecture. Jika pada 24 Januari 2024 silam Guest Lecturer diselenggarakan dalam nuansa “lokal”, kali ini guest lecture mampu menghadirkan pembicara internasional. Dengan tema “Education Trends and Innovative Best Practices in Indonesia and Thailand”, acara tersebut mampu menyedot antusiasme tinggi seluruh peserta, baik dosen maupun mahasiswa S1. Bahkan, meski acara dilakukan secara daring, yang dimulai dari jam 18.00-20.30 WIB, tetap tidak mengurangi semangat narasumber maupun para peserta.

Arif Rahman Hakim, M.Pd., selaku ketua jurusan Tadris IPS sekaligus yang bertanggungjawab dalam memberikan opening speech, menyatakan bahwa kegiatan internasional tersebut bertujuan untuk memperluas pengetahuan tentang pendidikan dan praktiknya dari berbagai negara. Dengan mengetahui realita tersebut, harapannya yaitu mampu mengadopsi hal-hal positif tersebut di masa mendatang. Disamping itu boleh jadi di acara-acara serupa, kelak mampu mengadirkan pembicara dari negara lainnya sehingga semakin banyak referensi dari negara lain yang dapat diambil, imbuhnya.

Adapun narasumber pertama yakni Benjawan Limsuebpong, seorang guru di Ayutthayya Witthayalai School, Thailand, menyampaikan perbedaan mendasar dalam sistem pendidikan Thailand sebelum dan sesudah Covid-19 dengan fokus pada integrasi teknologi dalam pembelajaran. Sebelum Covid-19, pembelajaran dilakukan secara offline, sedangkan selama pandemi, pembelajaran terbagi menjadi tiga, yaitu online, on-site, dan onhand. Ben menambahkan bahwa meski saat ini situasi pandemi telah terkendali, pendidikan terintegrasi dengan teknologi, dimana pengelolaan kelas lebih menekankan pembelajaran aktif dengan menggunakan metode seperti flipped classroom, virtual classroom, smart classroom, dan online social network. Perkembangan kurikulum di Thailand juga fokus pada kemampuan menggunakan bahasa, teknologi, adaptasi sosial, kepemimpinan, pengendalian diri, serta moral dan etika.

Sementara itu, narasumber kedua yakni Zahra Nugraheni dari IAIN Ponorogo, menekankan adanya pergeseran dalam kurikulum dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka, yang memberikan lebih banyak kebebasan kepada murid untuk belajar dan kepada guru untuk mengajar. Ia juga menambahkan bahwa Kurikulum Merdeka akan lebih tepat sasaran jika guru dapat menerapkan strategi project-based learning dengan memperhatikan berbagai gaya belajar siswa. Dalam hal karakter, Kurikulum Merdeka bertujuan untuk membentuk profil pelajar yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Selain itu, pemerintah menyediakan beberapa platform seperti Merdeka Mengajar. Penilaian dalam Kurikulum Merdeka juga bervariatif mulai dari asesmen diagnostik, formatif, dan sumatif.

Pada sesi tanya jawab, melalui moderator berpengalaman yakni Safiruddin Al-baqi mampu memantik beberapa peserta untuk turut berpartisipasi aktif dalam bertanya baik secara langsung maupun melalui chatbox. Dan jawaban-jawaban luar biasa mengalir dan mampu memuaskan para penanya. Tampak dari raut wajah para peserta acara ini meninggalkan kesan mendalam dan besar harapan agar acara serupa dapat diselenggarakan lagi di lain kesempatan.

 

Kontributor     : Zazak & M. Fathurahman

Dokumentasi     : Tim Humas FTIK